Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba - Gradation Info

Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba

Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba - Sahabat yang berbahagia, kali ini Gradation Info akan memberikan informasi penting , viral dan terupdate dengan judul Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba yang telah kami analisa dan cari persiapkan dengan matang untuk anda baca semua. Semoga imformasi yang kami sajikan mengenai Artikel Fadhilah, Artikel Fiqih, Artikel Puasa, yang kami tulis ini dapat anda menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Judul : Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba
link : Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba

WAHAI AHLI IBADAH MENDEKATLAH, BULAN SYA'BAN TELAH TIBA

t.me/buletinalhaq
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن ولاه، أما بعد

Alhamdulillah, senantiasa seorang mukmin dipertemukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dengan musim kebaikan dan berkah. Ini merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melipatgandakan pahala hamba-hamba-Nya, dan menambahkan kebaikan bagi orang-orang yang beribadah dan bersyukur.

Sekarang kita berada di salah satu musim kebaikan dan berkah tersebut, yaitu bulan Sya'ban. 

Jika kita melihat kepada pendahulu kita, kita akan mendapati bahwa mereka benar-benar memanfaatkan bulan Sya'ban (sebelum datangnya bulan Ramadhan) untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa tala'a.

SHOUM (PUASA)

Di antara ibadah yang giat dilakukan oleh salaf kita di bulan ini adalah berpuasa. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak puasa di bulan ini melebihi puasa di bulan lainnya selain Ramadhan. 

Saking banyaknya puasa beliau, sampai-sampai sebagian periwayat hadits mengibaratkannya dengan puasa selama sebulan penuh (padahal tidak sebulan penuh),

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari (puasa di) bulan Sya'ban. Sesungguhnya beliau berpuasa Sya'ban seutuhnya."  (HR. al-Bukhari no.1970 dari 'Aisyah radhiallahu 'anha)  

Tentu saja yang dimaksud "seutuhnya" bukanlah satu bulan penuh, tetapi karena banyaknya puasa yang beliau lakukan di bulan Sya'ban maka digunakan istilah tersebut. 

Hal ini diterangkan oleh 'Aisyah radhiallahu 'anha dalam riwayat lain, 

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama satu bulan kecuali pada puasa Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya'ban." (HR. al-Bukhari no.1969 dan Muslim no.1156)  

Dipertegas lagi dalam riwayat muslim no.1156

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا "

"Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa di bulan Sya'ban kecuali hanya beberapa hari saja (beliau tidak berpuasa)."

Oleh karenanya, sudah sepantasnya bagi seorang mukmin untuk meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Mari kita gunakan musim kebaikan ini dengan sebaik-baiknya...

TATACARA PUASA SYA'BAN

Tidak ada hadits yang shahih yang menerangkan tatacaranya. Sebagai gambaran seseorang bisa melakukannya dengan cara berikut:

☑️ Satu hari puasa dan satu hari berbuka, seperti puasa Nabi Daud.
☑️ Berpuasa beberapa hari lalu berbuka beberapa hari.
☑️ atau berpuasa terus menerus hingga satu atau dua hari menjelang Ramadhan lalu berbuka.

Puasa di bulan Sya'ban memiliki keutamaan yang agung disebabkan waktunya yang berdekatan dengan puasa Ramadhan. Para ulama' menyebutnya sebagai puasa rowatib bagi Ramadhan

badah rowatib adalah ibadah sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah ibadah fardhu. Fungsinya adalah menyempurnakan kekurangan yang ada pada ibadah wajib tersebut.

Tidak dipungkiri, ketika berpuasa Ramadhan sering kali seseorang terjatuh ke dalam perbuatan yang mengurangi nilai pahalanya, sehingga dengan berpuasa di bulan Sya'ban maka kekurangan-kekurangan tersebut akan tertutupi.

Sebagian ulama' berpendapat, bahwasanya ibadah sunnah rowatib (yang mengiringi ibadah fardhu) lebih afdhal daripada ibadah sunnah yang waktunya berjauhan dengan ibadah fardhu. Sebagai contoh, shalat sunnah rowatib (shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu, pen) lebih afdhal daripada shalat sunnah lainnya yang waktunya berjauhan dengan shalat fardhu.

Demikian pula dengan puasa Sya'ban, karena kedudukannya sebagai ibadah rowatib bagi Ramadhan, maka ia lebih afdhal ketimbang puasa sunnah lainnya. Bahkan sebagian Ulama' mengutamakannya daripada puasa di bulan Muharram (dan dalam masalah ini ada khilaf di antara ulama',pen).

WAKTU MANUSIA LALAI BERIBADAH

Di antara yang membuat lebih istimewanya puasa Sya'ban adalah karena di bulan ini banyak manusia yang lalai dari ibadah. Dan beribadah di waktu manusia lalai lebih utama daripada melakukannya di saat manusia giat beribadah.

Sebagai contoh shalat tahajjud di akhir malam, ia memiliki keistemawaan yang luar biasa disebabkan waktu pelaksanaannya di saat banyak manusia tertidur lelap (lalai dari ibadah).

Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhu, "Aku bertanya (kepada Rasulullah),

يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: «ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»

'Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau (banyak) berpuasa di bulan-bulan yang lain seperti (banyaknya) puasa engkau di bulan Sya'ban?'

Beliau menjawab,

'Ini adalah bulan yang banyak manusia lalai darinya, yaitu (bulan sya'ban) yang terletak antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.

di bulan ini pula amalan manusia diangkat (dihadapkan,pen) kepada Rabbul 'alamin, dan aku senang amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa."

(HR. an-Nasaa'i no.2357, dihasankan Syaikh al-Albani rahimahulla)

MEMBIASAKAN DIRI SEBELUM RAMADHAN

Di antara tujuan puasa di bulan Sya'ban untuk melatih dan membiasakan diri dengan puasa, agar ketika memasuki bulan Ramadhan tidak merasa berat dengan puasa selama sebulan penuh.

Di saat jiwa terbiasa dengan puasa di bulan Sya'ban, maka bila tiba Ramadhan, ia dalam keadaan kuat dan bersemangat, sehingga ia benar-benar merasakan manisnya ibadah Ramadhan.

Oleh karena itu, bulan Sya'ban ini seperti pendahuluan (muqoddimah) bagi Ramadhan. Akan Tetapi tidak disukai berpuasa satu atau dua hari menjelang Ramadhan bagi orang yang tidak biasa berpuasa sebelumnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

«لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا، فَلْيَصُمْهُ»

"Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa satu hari atau dua hari (sebelumnya), kecuali seseorang yang berpuasa sebelum itu, maka hendaknya ia melanjutkan puasanya." 

(HR. al-Bukhari no. 1914 dan Muslim no.1082)

BULAN MEMBACA AL-QUR'AN

Sebagian salaf, sebagaimana disebutkan Ibnu Rajab rahimahullah, menyebut bulan Sya'ban sebagai bulannya para pembaca al-Qur'an. Karena di bulan ini, selain berpuasa, mereka juga menyibukkan diri dengan membaca al-Qur'anul karim.

Salamah bin Kuhail (wafat 121H) rahimahullah berkata,

كان يقال شهر شعبان شهر القراء

"Dahulu dikatakan, bulan Sya'ban adalah bulannya Qurro' (para pembaca al-Qur'an)."

dan Habib bin Abi Tsabit (wafat tahun 119H) rahimahullah, apabila memasuki bulan Sya'ban beliau mengatakan, "Ini adalah bulannya para pembaca al-Qur'an."

Disebutkan bahwasanya Qois bin Amr al-Mula'i (wafat tahun 146 H) rahimahullah  apabila memasuki bulan Sya'ban, beliau mengunci tokonya dan menyibukkan diri dengan membaca al-Qur'an.

Maka di bulan Sya'ban yang mulia ini sudah sepatutnya kita menyibukkan diri dengan ibadah. Dunia adalah tempat bagi seorang mukmin untuk menanam benih-benih ibadah. Jika seseorang berhasil dalam cocok tanam ini maka ia akan memanennya di akhirat dengan laba yang berlipat ganda, akan tetapi jika gagal, dia akan celaka dan merugi. Wallahul musta'an

wallahu a'lam bish showab...

bersambung insya Allah...

Sumber Panduan: Khutbah Syaikh Khalid azh-Zhafiri yang berjudul شعبان أقبل فأين العابدون؟ 
Oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #syaban #musimkebaikan

Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf 
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com

HUKUM MENGKHUSUSKAN MALAM NISHFU SYA'BAN DENGAN SHALAT DAN PUASA


Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah

الاحتفال بليلة النصف من شعبان بالصلاة أو غيرها, وتخصيص يومها بالصيام بدعة منكرة عند أكثر أهل العلم, وليس له أصل في الشرع المطهر, بل هو مما حدث في الإسلام بعد عصر الصحابة رضي الله عنهم .

Perayaan malam nishfu Sya’ban dengan shalat dan selainnya, mengkhususkan siang harinya dengan puasa itu adalah bid'ah yang mungkar menurut kebanyakan ulama dan tidak memiliki dasar dalam syariat yang suci ini. Bahkan ini termasuk perkara yang diada-adakan dalam Islam setelah zaman sahabat radhiyallahu ’anhum.
(Majmu’ Fatawa 1-191)

Sumber || Channel al-Mahrah ad-Da'wiyah as-Salafiyah

⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

Semangat para Salaf pada Bulan Sya'ban

Dahulu 'Amr bin Qais –rahimahullah–, apabila masuk bulan Sya'ban, menutup dagangannya dan meluangkan waktunya untuk membaca al-Qur'an.

Dan dia mengatakan,
“Bergembiralah bagi siapa-siapa yang memperbaiki dirinya sebelum (bulan) Ramadhan.”
[Lathaif Al-Ma'arif, 138]

➖➖➖➖➖➖➖➖➖
✍️‏ كان عمرو بن قيس رحمه الله:
إذا دخل شعبان أغلق تجارته وتفرغ لقراءة القرآن، وكان يقول: طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان.
📜 لطائف المعارف: (١٣٨)

Join Telegram http://telegram.me/buletinalhaq
Situs Resmi http://www.buletin-alhaq.net

______________

BOLEHKAH BERPUASA PADA BULAN SYA'BAN SEBULAN PENUH?


Fatwa No. 5169

Pertanyaan :

"Aku melihat manusia terus-menerus melakukan puasa Rajab dan Sya'ban, bahkan menyambungkannya dengan puasa Ramadhan tanpa berhenti pada rentang waktu tersebut. Apakah ada hadits yang menjelaskan hal tersebut. Jika ada, bagaimana teks haditsnya?

Jawab : 

Tidak sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berpuasa Rajab sebulan penuh. 
Tidak sah pula dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berpuasa Sya'ban sebulan penuh. 
Tidak sah pula amalan tersebut dari satu orang shahabat pun.

Tidak sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan saja.

Telah pasti riwayat dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha : "Dulu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sering berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan 'beliau tidak pernah berbuka (berhenti dari puasa).' Beliau juga pernah lama tidak berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan 'beliau tidak pernah berpuasa.'  Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyempurnakan puasa selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa padanya (dibandingkan) pada bulan Sya'ban." HR. al-Bukhari dan Muslim.

Dari shahabat 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah sama sekali berpuasa satu bulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Dulu beliau sering berpuasa, sampai-sampai ada yang mengatakan, "Tidak, demi Allah, beliau tidak pernah berbuka." Dulu beliau juga pernah lama tidak berpuasa, sampai-sampai ada yang mengatakan, "Tidak, demi Allah, beliau tidak pernah berpuasa." HR. al-Bukhari dan Muslim.

Jadi, berpuasa tathawwu' pada bulan Rajab sebulan penuh, demikian bulan berpuasa tathawwu' pada bulan Sya'ban sebulan penuh BERTENTANGAN dengan petunjuk dan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam pelaksanaan ibadah puasa. Maka amalan tersebut adalah amalan yang BID'AH. Telah sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini, yang bukan bagian darinya, maka itu tertolak." HR. al-Bukhari dan Muslim

Wa billahi at-Taufiq.

Wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad, wa Aalihi wa shahbihi wa Sallam

Al-Lajnah ad-Da'imah li al-Buhuts al-'Ilmiyyah wa al-Ifta'
----------------

Ketua : 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz
Wakil : 'Abdurrazzaq 'Afifi
Anggota : 'Abdullah bin Ghudayyan
Anggota : 'Abdullah bin Qu'ud

http://manhajul-anbiya.net/bolehkah-berpuasa-pada-bulan-syaban-sebulan-penuh/

•••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

Sekianlah artikel Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba


Anda sekarang membaca artikel Wahai Ahli Ibadah, Mendekatlah, Bulan Sya'ban Telah Tiba dengan alamat link http://gs-infoku.blogspot.com/2017/05/wahai-ahli-ibadah-mendekatlah-bulan-sya.html

Subscribe to receive free email updates: