Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua
Judul : Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua
link : Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua
Akibat gigi yang rusak anak bunda ini harus menderita penyakit yang hampir merenggut hidupnya, kisahnya dibagikan agar menjadi pelajaran bagi Bunda-bunda lain agar kejadian yang sama tidak terulang.
Bunda, sebuah pelajaran berharga yang dapat kita petik dari pengalaman orang lain. agar kita sebagai orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Media sosial lagi-lagi menjadi tempat pembelajaran bagi banyak orang.
Banyak kisah-kisah yang diunggah di media sosial dan menjadi viral, hal tersebut menjadi pelajaran tersendiri bagi warganet yang membacanya.
Seperti halnya cerita bunda berikut ini.
Gara-gara ada gigi yang rusak, gadis kecilnya harus terpaksa dirawat dan menjalani deretan pengobatan medis.
Dari akun Almaira Rumah Busana, seorang Bunda membeberkan kisah anaknya yang terpaksa dirawat dan menjalani serangkaian pengobatan, karena disebabkan gigi rusak.
Berikut cerita lengkapnya.
“Bismillah… Ibu2 dan teteh sedikit cerita tentang pengalaman kami menghadapi ujian ketika teteh Alma didiagnosa terjangkit penyakit HSP (Henoch-Scholein-Purpura)
Yang pertama kali terpikir dibenak ibu2 pasti jenis penyakit apa yah? Kok tabu didengar.
Saya share kronologisnya yah… Semoga bermanfaat untuk kita semua… aamiin
Pada awalnya tepat satu minggu sebelum masuk sekolah tahun ajaran baru di TK B, tiba2 teh alma mengeluh gatal disekitar punggung. Pas saya cek ternyata tidak ada bintik merah atau bentol2 disekitar yang gatal, mulus saja seperti tidak ada apa2. Hari ke hari frekuensi gatalnya semakin sering, yang awalnya hanya sekali2 hari2 berikutnya semakin sering mengeluh.. saya dan suami bingung karena benar2 tak nampak apa2 di sekitar yang gatalnya. Pas hari ke 5 paginya kulit sekitar kaki dan tangan teh alma bentol2 seperti alergi, sorenya mengeluh sakit sendi dan bentol2nya berubah menjadi ruam2 seperti darah beku. Yang membuat saya dan suami kaget pada sore itu teh alma smp tertatih2 tidak bisa berjalan untuk sekedar ke kamar mandi sekalipun yang jaraknya sangat dekat dengan kamar. Dari sana saya sudah mulai berpikir ada yang tidak beres dengan kesehatan anak saya.
Akhirnya keesokan harinya, hari dimana seharusnya teh Alma pertama kali masuk sekolah di TK barunya, kami membawanya ke dokter anak di Sukabumi. Awalnya kami tidak berpikir terlalu jauh tentang penyakit yang diderita teh alma terkait keluhan2nya. Namun setelah diperiksa oleh dokter tanpa basa basi dokter bilang bahwa pembuluh darah teh Alma pecah, dan sangat berbahaya bagi nyawanya. Tanpa memperhatikan psikologis kami sebagai orgtua dokter tersebut trus menyampaikan kemungkinan2 terburuk yang akan dialami anak kami. Smp berpotensi stroke bahkan meninggal. Air mata kami tumpah, tanpa peduli dengan sekitar. Bagai disambar petir, lunglai tak bertenaga. Sementara teteh Alma yang sudah mulai mengerti pembicaraan kami disela2 bertanya, “ibu, teteh pasti sembuhkan??” Pertanyaan yang membuat kami getir..
Kemudian untuk memastikan jenis penyakit yang dideritanya. Kami melakukan cek darah dan mendatangi dokter lain untuk mencari second opinion. Dan ternyata menurut dokter yang selanjutnya kami datangi pembuluh darah teh Alma memang pecah tapi di area yang tidak begitu berbahaya. Alhamdulillah kami sedikit bernafas lega.
Hari itu akhirnya kami pulang ke Surade dengan resep yang diberi dokter. Alhamdulillah setelah mengkonsumsi obat yang diberikan dokter ternyata tidak ada keluhan lagi dari teh Alma. Namun selang seminggu setiba pulang sekolah nampak bintik2 merah di tangan dan kaki teh Alma. Saya foto bintik2 merahnya dan mengirimkannya via wa ke dokter bersangkutan. Respond dokter ternyata t alma harus segera dibawa ke sukabumi untuk dicek lebih dalam. Sesampainya di dokter setelah cek darah lagi, dokter berkesimpulan bahwa teh Alma harus dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis Hematologi anak. Sebelum benar2 ke RSHS saya dan suami berkonsultasi dengan dr. Solly Ram Mozes terkait prosedur dan lain sebagainya. Alhamdulillah Allah mempertemukan kami dengan sosok dokter luarbiasa. Segala prosedur yang kami tempuh tidak lepas dari bantuan beliau. Terutama kami disarankan untuk menemui dr. Eni spesialis anak yang bertugas di Rs.Sekarwangi. Setelah diperiksa oleh dr.Eni ternyata beliau menyarankan untuk membawa teh Alma ke dr. Spesialis Imonologi di RSHS. Atas dukungan dan bantuan dr. Solly kami akhirnya membawa t alma ke RSHS bandung berbekal peta lokasi yang diberikan dr. Eni dan saudara2 kami yang ada di Bandung A Nana Ibram dan A Karim Suhaemi yang tidak akan pernah kami lupasegala bantuan tenaga dan pikiran beliau2 -semoga Allah melimpahkan keberkahan atas beliau2 aamiin, akhirnya kami tiba di RSHS di ruangan spesialis anak. Sambil menunggu antrian, mata saya trus berkaca2 melihat sekitar disuguhkan dengan pemandangan anak2 yang Allah uji dengan berbagai penyakit didampingi orangtua2 hebat yang nampak tegar. Masih tak percaya berada di RS besar yang menampung pasien2 berbagai daerah dengan penyakit2 yang tak biasa. Setelah menemui dokter, sebelum didiagnosa pasti kami disuruh untuk melakukan test rogten terlebih dahulu. Kami yang pada waktu itu benar2 tidak paham tentang sekitar RSHS menyusuri lorong bertanya ke sana kesini mencari tmpt rogten setibanya disana kembali penglihatan kami disuguhkan dengan para pasien yang tengah mnunggu giliran rontgen dengan berbagai penyakit tampak dibagian fisik yang enggan untuk dilihat.
Batin ini masih tidak percaya, berada ditempat yang tidak pernah dipikirkan untuk disinggahi siapapun.
Ketika hendak dirogten teh Alma sempat menangis “ibu teteh gak akan diapa2in kan? Berusaha tersenyum dan tegar menjawab pertanyaan2nya, padahal hati ini remuk, memikirkan kemungkinan2 buruk yang akan menimpa anak kesayangan kami..
Setelah rontgen kami menuju ruang lab untuk pengambilan darah, urine dan feses teh alma.
Setelah beberapa hari kami menunggu hasil lab dan rogten. Akhirnya dokter menyimpulkan bahwa teh Alma terjangkit penyakit HSP (Henoch Scholein Purpura, konon katanya jenis penyakit yang diambil dari nama penemunya) untuk lebih sederhananya dikenal dengan Radang pembuluh darah. Jenis penyakit yang agak langka, ditandai dengan bintik merah (darah yang bocor dari pembuluh darahnya), sakit dibagian sendi dan perut. Dan alangkah terkejutnya kami ketika dokter menjelaskan bahwa penyebab utamanya adalah GIGI YANG RUSAK. Kami pun bertanya2 sepatal itukah kerusakan gigi menyebabkan menyakit2 lain bermunculan? Ternyata dokter kembali menjelaskan bahwa tidak sedikit penyakit2 berbahaya yang ditimbulkan dari gigi yang rusak, seperti gagal ginjal,jantung bocor termasuk HSP ini.
Karena itu sebelum dokter benar2 fokus mengobati penyakit HSP nya kami dirujuk kembali ke dokter gigi spesialis anak. Dokter gigi menyimpulkan ada 13 gigi teh alma yang mengalami kerusakan dan sebagian besar diantaranya harus dibuang. Karna dilakukan manual akan menghabiskan waktu lama dan berbulan2 sementara perjalanan surade-Bandung bukanlah perjalanan yang dekat setelah berunding dengan dokter akhirnya kami sepakat untuk melakukan operasi bedah mulut. Tentunya dengan tindakan operasi besar.
Setelah berbagai prosuder kami penuhi pulang pergi Surade-Sukabumi-Bandung untuk melengkapi berbagau persyaratan. dengan selalu membawa si kecil ade fatih(karena masih menyusui) yang dititip di rumah Wa Karim Suhaemi sepanjang pengobatan teh alma didampingi ibu mertua yang selalu ada ketika kami membutuhkan beliau-semoga kesehatan senantiasa mjd milik beliau aamiin. Kami harus mengikuti byk prosedur. Mendatangi ruang poli spesialis gigi mulut, poli anak juga poligigi. Hampir tiap hari berangkat sebelum subuh dari Cimahi menuju RSHS setiba disana antrian sudah sangat banyak. Kami tidak.kurang selalu kebagian antriam diatas nomor 200. Kami harus menunggu hingga siang smp dipanggil mengambil surat2 yang diperlukan untuk setelahnya menuju ke bbrp poli. Sesampainya di poli kami harus antri kembali. Perjuangan yang cukup melelahkan. Tapi tidak ada apa2nya dibanding semangat kami agar teh alma segera sembuh. Yang membuat kami takjub teh alma tidak pernah mengeluh meski harus menunggu berjam2 hingga pemeriksaan betul2 selesai. Bgamana tidak, start sebelum subuh kembali ke rumah ba’da isya. Terkagum2 juga melihat suami yang selalu siaga tidak pernah lelah melewati ini semua karena pikiran beliau yang terbagi berkoordinasi agar tugas2 kantor tetap selesai selama ditinggal.
Setelah hampir 2 minggu bergelut dengan berbagai prosedur akhirnya tiba saatnya t alma dioperasi. Waktu itu masih ingat jadwal operasi tgl 28 oktober 2017 harus sudah masuk ruang inap tanggal 24 sebelumnya. Betapa bingungnya waktu itu, membagi waktu untuk menemani teh alma di rs dan ade fatih di rumah uwanya. Alhamdulillah berbagai kemudahan Allah berikan. Ade fatih gak rewel selama dititip bersama ibu mertua.
Jadwal operasi jam 11.00 ternyata diundur hingga pukul 13.00. Akhirnya teh Alma dibawa keruang operasi mengenakan pakaian hijau khas. Air mata sulit dibendung, walau saudara-saudara yang hadir berusaha terus menenangkan. Tak pernah terbayangkan teh alma harus mengalaminya.. saat2 terakhir sebelum dibawa ke ruang operasi, saya lihat matanya yang berkaca2 seakan menahan tangis.. sampai akhirnya suster membawanya menjauhi saya menuju ruang operasi. Air mata trus mengalir penglihatan sudah mulai kabur akibat mata yang sembab entah brp byk air mata yang trus berjatuhan.
Selama tindakan operasi berlangsung tidak berhenti kami berdoa untuk kelancarannya…
Alhamdulillah ba’da ashar operasi selesai dengan berjalan lancar. Akhirnnya alhamdulillah satu langkah awal telah berhasil kami tempuh.
Selanjutnya fokus dengan pengobatan HSP nya. Ternyata selama pengobatan teh alma dilarang banyak gerak (termasuk loncat2 dan lari) bahkan jangn smpai jatoh atau luka. Kenyataan yang lagi2 membuat kami getir, membatasi ruang gerak yang seharusnya ia eksplore.. apalagi kalau bintik merahnya tengah kambuh ia harus bed rest. Itu artinya teh alma harus benar2 istirahat di kamar.
Kami tidak pernah putus asa, doa dan ikhtiar adalah senjata kami setelah itu kami hanya bisa bertawakal kpd Allah
Setelah beberapa bulan rutin kontrol, kadang dua minggu sekali kami harus kembali ke bandung untuk kontrol. Alhamdulillah kesehatan teh Alma berangsur membaik. Perkembangannya cukup progress.
Dan Alhamdulillah smp pada akhirnya hari kamis kemarin kami kontrol, dokter menyatakan teh Alma sembuh.
Sujud syukur tak henti2nya kami panjatkan, air mata bahagia atas semua ini. Perjuangan dan doa kami terjawab sudah.
Gadis cantik nan shalihah kami bisa kembali menapaki hidup layaknya anak2 seusianya Walau dokter meyarankan untuk tetap menjaga kehati2an. Kami saangat merasa lega atas semua ini
Terimakasih untuk ummi, ibu dan bpk mertuam atas doanya juga saudara dan tmn2 yang ikut mendoakan. SEMOGA Allah membalasnya dengan kebaikan yang melimpah aamiin…”
Unggahan yang diposting pada 20 Januari lalu ini menjadi viral di media sosial.
Hingga berita ini ditulis, status tersebut telah dilikes lebih dari 32 ribu dan dibagikan lebih dari 42 ribu kali.
Banyak yang netizen mendoakan alma agar cepat pulih.
Sumber : Google.com
Sekianlah artikel Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua
Anda sekarang membaca artikel Anak Ini Hampir Meregang Nyawa Karena Giginya Yang Rusak, Pelajaran Buat Kita Sebagai Orangtua dengan alamat link https://gs-infoku.blogspot.com/2018/02/anak-ini-hampir-meregang-nyawa-karena.html