Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial
Judul : Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial
link : Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial
Perkembangan teknologi informasi kian hari kian pesat. Berbagai berita dan informasi bisa kita dapatkan hanya dalam satuan detik. Baik informasi yang kita harapkan atau yang tidak kita harapkan, punya manfaat maupun tidak. Semua serba ada.
Sebagai seorang muslim, hadirnya media informasi patut disyukuri sebab itu merupakan nikmat dari Allah 'azza wa jalla. Diantara cara mensyukurinya adalah dengan menggunakan untuk kebaikan dan taqwa.
Terlebih di negara kita, Indonesia yang disebut sebagai "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Dalam laman kominfo.go.id, menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar. Pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. [1]
Alhamdulillah, para ulama' telah memberikan nasihat berharga perihal bagaimana cara memanfaatkan perangkat teknologi (sebut: gadget) beserta medianya, diantaranya yaitu media sosial.
Perkara ketiga yang saya wasiatkan kepada kalian adalah hendaklah kalian menjauhi media-media ini semampunya, dan jangan menulis padanya kecuali sekedar kebutuhan dengan menukil dari ulama dengan penukilan yang terpercaya dan ilmu yang dipastikan kebenarannya.
Dan waspadalah terhadap ketertipuan dan ujub (merasa kagum dengan diri sendiri), karena UJUB MEMBINASAKAN, MEMBINASAKAN, dan MEMBINASAKAN pelakunya, maka waspadalah, karena sesungguhnya ujub menyeret amal pelakunya hingga lenyap disapu banjir bandang, dan saya memohon taufiq kepada Allah Jalla wa ’Ala untuk kami dan kalian semuanya.
Perkara keempat yang saya wasiatkan kepada kalian sebagai penutup –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– adalah semangat menjaga waktu, dan MUSUH TERBESAR YANG MENGHABISKAN WAKTU KITA ADALAH MEDIA-MEDIA INI!!
Sekarang saya mengkhususkan nasehat kepada kalian untuk perkara tersebut, MUSUH TERBESAR YANG ADA DI HADAPAN PARA PENUNTUT ILMU ADALAH MEDIA-MEDIA INI.
Engkau terkadang duduk bersama seseorang yang sibuk dengannya, engkau ada di sampingnya, tetapi dia tidak berbicara denganmu, tidak mendiskusikan ilmu bersamamu, tidak ada komunikasi denganmu, tidak menanyakan bagaimana keadaanmu, semua kesibukannya hanya tercurah pada gadgetnya. Perkara apakah yang dia perhatikan hingga semacam ini keadaannya?!
Jadi inilah yang telah menghabiskan waktu kalian dengan uang dan harta kalian sendiri, sebelumnya mungkin waktu habis tanpa menghabiskan uang, tetapi sekarang engkau rugi harta dan waktu, rugi harta dan waktu. Kerugian harta adalah yang memenuhi nota belanja, sedangkan waktu yang habis adalah yang hilang pada omong kosong yang kebanyakannya tidak bermanfaat, ini kalau sekedar tidak bermanfaat masih mending, tetapi kenyataannya kebanyakannya membahayakan.
Sekarang musibah ini sangat besar masuk ke tengah-tengah kita segenap para penuntut ilmu. Maka waspadalah, waspadalah, dan waspadalah jangan sampai kalian tunduk kepada perangkat-perangkat ini!!
Hendaknya seseorang semangat menjaga waktunya dengan sibuk bersama kitabnya, atau bersama seseorang yang bisa mendiskusikan isi kitabnya, atau bersama keluarganya untuk menunaikan kewajiban dari Allah yang menjadi hak mereka, atau menunaikan hak dirinya berupa istirahatnya.
Media-media ini –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– siapa saja yang masuk ke dalamnya maka itu menjadi seperti narkoba, yaitu membuat seseorang ketergantungan atau ketagihan, hampir-hampir dia tidak bisa lepas darinya.
Maka saya wasiatkan kepada kalian –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– agar menjauh darinya dan semangat menjaga waktu kalian serta tidak menghabiskannya untuknya.
Selesai nasehat beliau.
Diantara program jejaring sosial tersebut ada yang namanya Whatsapp, Facebook, dan Twitter. Ini jika berkaitan dengan menyia-nyiakan waktu jelas benar. Benar, padanya terdapat dua kerusakan yang perlu diperhatikan.
Pertama: menyia-nyiakan waktu dan menghabiskan waktu yang panjang. Seseorang dalam hal ini banyak yang terjerumus pada sisi ini, kecuali yang dirahmati oleh Allah. Waktunya lenyap begitu saja untuk perkara ini. Dia membalas pesan, membalas, dan membalas, hingga menyia-nyiakan waktu.
Kedua: Padanya banyak kedustaan dan kepalsuan. Para penulisnya terkadang juga orang-orang yang majhul dan tidak dikenal siapa mereka dan suka menyebarkan berita-berita yang yang bathil.
Maka sepantasnya bagi seorang muslim dan secara khusus bagi seorang penuntut ilmu hendaknya dia bakhil dengan waktunya dengan tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal semacam ini. Coba perhatikan kepada namanya! Apa namanya?! Namanya komunikasi. Jadi engkau menggunakannya untuk berhubungan ketika membutuhkan. Kemudian dengannya engkau berusaha meraih apa yang engkau inginkan, jadi dengannya engkau menjalin hubungan sebatas untuk memenuhi kebutuhanmu. Adapun dengan engkau menyia-nyiakan waktu untuknya, maka orang yang berakal akan menjaga waktunya dan menjaga dirinya dari hal-hal semacam ini.
Sekarang ini muncul hal-hal sepele dan lelucon yang tidak ada gunanya yang padanya omong kosong lebih banyak dibandingkan faedah-faedahnya, dan terkadang sebagian grup-grup yang ada –sebagaimana istilah mereka– menarik grup yang lainnya seperti hewan –semoga Allah memuliakan kalian– lalu jika sudah akrab maka grup-grup ini seringnya menyebabkan diantara para penuntut ilmu pertengkaran, perdebatan, dan adu mulut yang sama sekali tidak ada faedahnya. Kenapa demikian? Karena itu terjadi diantara dua orang yang selevel dan tidak ada yang menengahi diantara keduanya, sehingga menghabiskan waktunya dengan sia-sia dalam perkara ini. Dan terkadang menyebabkan permusuhan sebagaimana yang menimpa banyak dari dua pihak atau beberapa orang sekaligus. Karena pada masalah-masalah yang diangkat, mereka tidak memiliki pemimpin yang menengahi diantara mereka yang tergabung dalam grup-grup ini. Jadi masing-masing pihak mengatakan sesuai pendapatnya dan membangun berdasarkan penilaiannya, dan hal itulah yang menyebabkan permusuhan. Kita memohon keselamatan kepada Allah.
Maka yang wajib atas seorang penuntut ilmu secara khusus agar mewaspadai tindakan menyia-nyiakan waktu. Jadi misalnya jika ada yang membuat status Twitter akan menyebabkan munculnya status-status Twitter yang lainnya yang banyak diantara manusia. Demikian juga Facebook telah menyia-nyiakan sebagian para murid kita untuk memanfaatkan kemampuan, hafalan, dan perhatian terhadap ilmu sepanjang waktunya. Demikianlah, dia bertasbih dengan menyibukkan waktunya dengan perangkat-perangkat ini saja. Seandainya dia memperhatikan jari-jemarinya khususnya ibu jari dan telunjuk, yang ini memegang, yang ini mengetik dan menghapus, tentu dia akan menghabiskan banyak waktu untuk perkara ini.
Demi Allah, hal ini tidak pantas bagi penuntut ilmu. Demikian juga Whatsapp banyak menyebarkan kedustaan dan kepalsuan. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Jika engkau terpaksa melakukannya wahai segenap anak-anakku, saudara-saudaraku penuntut ilmu, saudara-saudaraku sesama muslim, dan segenap akhwat, jika engkau terpaksa menggunakan apa yang disebut dengan media komunikasi atau jejaring sosial, maka lakukanlah sebatas keperluanmu. Adapun jika sampai berlebihan hingga merugikan dirimu, maka seseorang tidak boleh membuang waktunya dengan sia-sia untuk perkara ini.
Sumber artikel:
http://ift.tt/1ldMxQf
Alih bahasa: Abu Almass
___________________
Referensi
[1] http://ift.tt/2v5ewva
[2] http://ift.tt/2tW2V39
[3] http://ift.tt/2uvVDUW
Sebagai seorang muslim, hadirnya media informasi patut disyukuri sebab itu merupakan nikmat dari Allah 'azza wa jalla. Diantara cara mensyukurinya adalah dengan menggunakan untuk kebaikan dan taqwa.
Terlebih di negara kita, Indonesia yang disebut sebagai "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Dalam laman kominfo.go.id, menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar. Pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. [1]
Alhamdulillah, para ulama' telah memberikan nasihat berharga perihal bagaimana cara memanfaatkan perangkat teknologi (sebut: gadget) beserta medianya, diantaranya yaitu media sosial.
GADGET DAN MEDIA-MEDIA TERMASUK MUSUH TERBESAR BAGI PARA PENUNTUT ILMU!!
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah [2]Perkara ketiga yang saya wasiatkan kepada kalian adalah hendaklah kalian menjauhi media-media ini semampunya, dan jangan menulis padanya kecuali sekedar kebutuhan dengan menukil dari ulama dengan penukilan yang terpercaya dan ilmu yang dipastikan kebenarannya.
Dan waspadalah terhadap ketertipuan dan ujub (merasa kagum dengan diri sendiri), karena UJUB MEMBINASAKAN, MEMBINASAKAN, dan MEMBINASAKAN pelakunya, maka waspadalah, karena sesungguhnya ujub menyeret amal pelakunya hingga lenyap disapu banjir bandang, dan saya memohon taufiq kepada Allah Jalla wa ’Ala untuk kami dan kalian semuanya.
Perkara keempat yang saya wasiatkan kepada kalian sebagai penutup –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– adalah semangat menjaga waktu, dan MUSUH TERBESAR YANG MENGHABISKAN WAKTU KITA ADALAH MEDIA-MEDIA INI!!
Sekarang saya mengkhususkan nasehat kepada kalian untuk perkara tersebut, MUSUH TERBESAR YANG ADA DI HADAPAN PARA PENUNTUT ILMU ADALAH MEDIA-MEDIA INI.
Engkau terkadang duduk bersama seseorang yang sibuk dengannya, engkau ada di sampingnya, tetapi dia tidak berbicara denganmu, tidak mendiskusikan ilmu bersamamu, tidak ada komunikasi denganmu, tidak menanyakan bagaimana keadaanmu, semua kesibukannya hanya tercurah pada gadgetnya. Perkara apakah yang dia perhatikan hingga semacam ini keadaannya?!
Jadi inilah yang telah menghabiskan waktu kalian dengan uang dan harta kalian sendiri, sebelumnya mungkin waktu habis tanpa menghabiskan uang, tetapi sekarang engkau rugi harta dan waktu, rugi harta dan waktu. Kerugian harta adalah yang memenuhi nota belanja, sedangkan waktu yang habis adalah yang hilang pada omong kosong yang kebanyakannya tidak bermanfaat, ini kalau sekedar tidak bermanfaat masih mending, tetapi kenyataannya kebanyakannya membahayakan.
Sekarang musibah ini sangat besar masuk ke tengah-tengah kita segenap para penuntut ilmu. Maka waspadalah, waspadalah, dan waspadalah jangan sampai kalian tunduk kepada perangkat-perangkat ini!!
Hendaknya seseorang semangat menjaga waktunya dengan sibuk bersama kitabnya, atau bersama seseorang yang bisa mendiskusikan isi kitabnya, atau bersama keluarganya untuk menunaikan kewajiban dari Allah yang menjadi hak mereka, atau menunaikan hak dirinya berupa istirahatnya.
Media-media ini –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– siapa saja yang masuk ke dalamnya maka itu menjadi seperti narkoba, yaitu membuat seseorang ketergantungan atau ketagihan, hampir-hampir dia tidak bisa lepas darinya.
Maka saya wasiatkan kepada kalian –wahai segenap orang-orang yang saya cintai– agar menjauh darinya dan semangat menjaga waktu kalian serta tidak menghabiskannya untuknya.
Selesai nasehat beliau.
Sumber gambar: Pixabay |
NASIHAT BAGI PENGGUNA MEDIA SOSIAL
Dikutip dalam website Sahab.net Asy-Syaikh Muhammad bin Hady Al-Madkahly hafizhahullah juga memberikan wejangan berharga bagi pengguna media sosial yang sangat beragam jenisnya. Berikut pernyataan beliau [3]:Diantara program jejaring sosial tersebut ada yang namanya Whatsapp, Facebook, dan Twitter. Ini jika berkaitan dengan menyia-nyiakan waktu jelas benar. Benar, padanya terdapat dua kerusakan yang perlu diperhatikan.
Pertama: menyia-nyiakan waktu dan menghabiskan waktu yang panjang. Seseorang dalam hal ini banyak yang terjerumus pada sisi ini, kecuali yang dirahmati oleh Allah. Waktunya lenyap begitu saja untuk perkara ini. Dia membalas pesan, membalas, dan membalas, hingga menyia-nyiakan waktu.
Kedua: Padanya banyak kedustaan dan kepalsuan. Para penulisnya terkadang juga orang-orang yang majhul dan tidak dikenal siapa mereka dan suka menyebarkan berita-berita yang yang bathil.
Maka sepantasnya bagi seorang muslim dan secara khusus bagi seorang penuntut ilmu hendaknya dia bakhil dengan waktunya dengan tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal semacam ini. Coba perhatikan kepada namanya! Apa namanya?! Namanya komunikasi. Jadi engkau menggunakannya untuk berhubungan ketika membutuhkan. Kemudian dengannya engkau berusaha meraih apa yang engkau inginkan, jadi dengannya engkau menjalin hubungan sebatas untuk memenuhi kebutuhanmu. Adapun dengan engkau menyia-nyiakan waktu untuknya, maka orang yang berakal akan menjaga waktunya dan menjaga dirinya dari hal-hal semacam ini.
Sekarang ini muncul hal-hal sepele dan lelucon yang tidak ada gunanya yang padanya omong kosong lebih banyak dibandingkan faedah-faedahnya, dan terkadang sebagian grup-grup yang ada –sebagaimana istilah mereka– menarik grup yang lainnya seperti hewan –semoga Allah memuliakan kalian– lalu jika sudah akrab maka grup-grup ini seringnya menyebabkan diantara para penuntut ilmu pertengkaran, perdebatan, dan adu mulut yang sama sekali tidak ada faedahnya. Kenapa demikian? Karena itu terjadi diantara dua orang yang selevel dan tidak ada yang menengahi diantara keduanya, sehingga menghabiskan waktunya dengan sia-sia dalam perkara ini. Dan terkadang menyebabkan permusuhan sebagaimana yang menimpa banyak dari dua pihak atau beberapa orang sekaligus. Karena pada masalah-masalah yang diangkat, mereka tidak memiliki pemimpin yang menengahi diantara mereka yang tergabung dalam grup-grup ini. Jadi masing-masing pihak mengatakan sesuai pendapatnya dan membangun berdasarkan penilaiannya, dan hal itulah yang menyebabkan permusuhan. Kita memohon keselamatan kepada Allah.
Maka yang wajib atas seorang penuntut ilmu secara khusus agar mewaspadai tindakan menyia-nyiakan waktu. Jadi misalnya jika ada yang membuat status Twitter akan menyebabkan munculnya status-status Twitter yang lainnya yang banyak diantara manusia. Demikian juga Facebook telah menyia-nyiakan sebagian para murid kita untuk memanfaatkan kemampuan, hafalan, dan perhatian terhadap ilmu sepanjang waktunya. Demikianlah, dia bertasbih dengan menyibukkan waktunya dengan perangkat-perangkat ini saja. Seandainya dia memperhatikan jari-jemarinya khususnya ibu jari dan telunjuk, yang ini memegang, yang ini mengetik dan menghapus, tentu dia akan menghabiskan banyak waktu untuk perkara ini.
Demi Allah, hal ini tidak pantas bagi penuntut ilmu. Demikian juga Whatsapp banyak menyebarkan kedustaan dan kepalsuan. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Jika engkau terpaksa melakukannya wahai segenap anak-anakku, saudara-saudaraku penuntut ilmu, saudara-saudaraku sesama muslim, dan segenap akhwat, jika engkau terpaksa menggunakan apa yang disebut dengan media komunikasi atau jejaring sosial, maka lakukanlah sebatas keperluanmu. Adapun jika sampai berlebihan hingga merugikan dirimu, maka seseorang tidak boleh membuang waktunya dengan sia-sia untuk perkara ini.
Sumber artikel:
http://ift.tt/1ldMxQf
Alih bahasa: Abu Almass
___________________
Referensi
[1] http://ift.tt/2v5ewva
[2] http://ift.tt/2tW2V39
[3] http://ift.tt/2uvVDUW
Sekianlah artikel Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial
Anda sekarang membaca artikel Nasihat Bagi Pengguuna Gadget dan Media Sosial dengan alamat link https://gs-infoku.blogspot.com/2017/07/nasihat-bagi-pengguuna-gadget-dan-media.html