MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ? - Gradation Info

MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ?

MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ? - Sahabat yang berbahagia, kali ini Gradation Info akan memberikan informasi penting , viral dan terupdate dengan judul MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ? yang telah kami analisa dan cari persiapkan dengan matang untuk anda baca semua. Semoga imformasi yang kami sajikan mengenai Artikel KEMENDIKBUD, yang kami tulis ini dapat anda menjadikan kita semua manusia yang berilmu dan barokah bagi semuanya.

Judul : MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ?
link : MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ?

Assalamu'alaikum wr.wb. selamat malam dan salam sejahtera untuk guru-guru seluruh indonesia dimanapun anda berada....
sangat penting untuk diketahui berikut adalah informasi terbaru infokemendikbud.com tentang Mana yg didahulukan, mendidik anak menjadi sholeh atau pintar ??


Kisah ini layak jadi pertimbangan
Seorang ibu kira-kira usia 75 tahunan duduk sendiri di sebuah lounge bandara Halim Perdana Kusuma,

Menunggu pesawat yg akan menerbangkannya ke Jogja. 
Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong. Beberapa menit kemudian ia menyapa saya.
“Dik hendak ke Jogja juga?”
“Saya ke Blitar via Malang, Bu. Ibu ke Jogja?”
“Iya.”
“Ibu sendiri?”

“Iya.”Senyumnya datar. Menghela napas panjang.“Dik kerja dimana?”
“Serabutan tapi mapan, ya?” Ia tersenyum. “Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”_
Saya tertegun. “Kok begitu, Bu?”

Ia pun mengisahkan, suaminya telah meninggal setahun lalu. 
Dia memiliki dua orang anak yg sudah besar-besar. Yang sulung sudah mapan bekerja. Di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. 
Yang bungsu, masih kuliah S2 di USA.

Ketika ia berkisah tentang rumahnya yg mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yang hanya dihuni olehnya seorang, dikawani seorang satpam, 2 orang pembantu & seorang sopir pribadinya, ia menyeka airmata di kelopak matanya dengan tisue.
_“Dik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya. Semua yg saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. 

Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi. 
Tapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yg selalu memburu duit, duit, dan duit, sampai lalai mendidik anak tentang agama, ibadah, silaturrahmi dan berbakti pada orang tua._

_Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat suami saya menjelang meninggal dunia karena sakit kanker yang dideritanya, anak kami yang sulung hanya berkirim SMS tak bisa pulang mendampingi akhir hayat ayahnya gara-gara harus meeting dengan koleganya dari Swedia. 
Sibuk. Iya, sibuk sekali.

Sementara anak bungsu saya mengabari via WA bahwa ia sedang mid - test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang...”_
_“Ibu, ibu yg sabar ya….”_ 
Tidak ada kalimat lain yg bisa saya ucapkan selain itu.
Ia tersenyum kecut. 

“Sabar sudah saya jadikan lautan terdalam & terluas untuk membuang segala sesal saya dik.
Meski telat, saya telah menginsafi satu hal yang paling berharga dalam hidup manusia, yakni sangkan paraning dumadi. Bukan materi sebanyak apa pun. Tetapi, dari mana & hendak ke mana kita akhirnya. 

Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita kembali. Di luar itu, semua semu. Tidak hakiki..._
Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yg merana di masa tuanya….”_
Ia mengelus bahu saya.

saya tiba-tiba teringat ibu saya. 
Spontan saya memeluk ibu tsb..
Tak sadar menetes airmata..
ibu tersebut juga meneteskan airmata.

kejadian ini telah menyadarkan aku, bahwa mendidik anak tujuan utamanya harus shaleh bukan kaya. Tanpa kita didikpun rejeki anak sudah dijamin oleh Tuhan, tapi tidak ada jaminan tentang keimanannya, orang tua yg harus berusaha untuk mendidik dan menanamkannya.

Di pesawat, seusai take off, saya melempar pandangan ke luar jendela, ke kabut-kabut yg berserak bergulung-gulung, terasa diri begitu kecil lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya.

HIDUP ITU SEDERHANA SAJA. MENCARI REZEKI JANGAN MENGEJAR JUMLAHNYA TAPI KEJAR BERKAHNYA.

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Silahkan like fanspagenya dan tetap kunjungi situs kami di http://ift.tt/2jZtAUP . Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber  terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.

Sekianlah artikel MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ?


Anda sekarang membaca artikel MANA YANG DIDAHULUKAN, MENDIDIK ANAK MENJADI SHOLEH ATAU PINTAR ? dengan alamat link https://gs-infoku.blogspot.com/2017/08/mana-yang-didahulukan-mendidik-anak.html

Subscribe to receive free email updates: